Perjalanan meraih kesuksesan layaknya naik sepeda. Hal yang diperlukan adalah menggelindingkan roda sepeda sehingga terus bergerak maju. Jalan yang dilalui memang beragam, tidak selamanya datar, kadang menanjak, ada juga yang menurun, kadang jalannya terjal, banyak pula yang halus. Saat dihadapkan dengan tanjakan, barangkali terlalu berat untuk mengayuh sepeda tersebut. Pilihannya bisa berhenti sejenak untuk menghimpun energy lalu berjalan lagi atau turun dari sepeda dan menuntun sepeda tersebut hingga tanjakan terlampaui. Ada juga jalan terjal, saat jalannya terasa tidak mengenakkan, saat itu yang diperlukan adalah kecermatan di jalan sehingga tidak sampai terjatuh ataupun sepedanya rusak. Demikian pula dengan kehidupan, ada saat seolah tantangan terlalu berat ataupun masalah terlalu sulit, diperlukan adalah kecermatan dan kehati-hatian dalam melangkah. Sebagaimana orang naik sepeda yang dihadapkan pada tanjakan dan jalan terjal. Berjalanlah, pasti suasana akan berganti. Pada saatnya akan ditemui jalan yang mendatar, lurus, halus dan terasa nyaman untuk dilalui mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Saat melihat seseorang yang kehidupannya tampak lebih
sukses atau lebih bahagia, banyak orang yang tidak menyadari bahwa seseorang
tersebut sebenarnya sudah bekerja keras untuk membayar kesuksesannya. Orang
lain tahunya seseorang tersebut hidupnya serba enak dan membahagiakan. Padahal,
jika benar-benar mau bertanya pada seseorang tadi, pastilah dia sudah tak
terhitung lagi kegagalan yang dialami, masa-masa jatuh bangun, saat-saat
kesulitan, proses belajar tiada henti, dan usaha gigih mengalahkan ketakutan
dalam dirinya sendiri yang sudah dilaluinya. Untuk mendapatkan sesuatu yang
berharga, butuh usaha terbaik dalam mewujudkannya. Janganlah berharap terlalu
tinggi jika berpangku tangan, bertopang dagu, dan bermalas-malasan. Pepatah
mengatakan, jauh panggang dari api. Orang yang tidak melakukan usaha apa-apa
tetapi mengharapkan tercapainya cita-cita yang tinggi ibarat pungguk merindukan
bulan. Hil yang mustahal.
Allah SWT bisa saja memberikan dengan seketika apa-apa yang
manusia minta. Dengan kekuasaannya, Allah SWT tinggal berkata, “Jadilah!” maka jadilah sebagaimana
kehendakNya. Tapi mengapa Allah SWT tidak melakukan hal demikian saja bagi
semua orang sehingga manusia tidak perlu bersusah-susah? Allah SWT sengaja
melakukan hal demikian karena Allah SWT ingin melihat siapa manusia yang melakukan
usaha terbaik. Dia menilai dari usaha terbaik yang dilakukan, bukan hasil yang
didapatkan. Bagi siapa yang Allah SWT anggap layak atas usaha terbaiknya, Dia
anugerahkan apa-apa yang manusia cita-citakan dan rasa bahagia yang menjadikan
apa-apa yang diperolehnya bermakna. Selain itu, bukankah itu adil ketika Allah
SWT menjadikan ikhtiar sebagai syarat mendapatkan apa-apa yang manusia
harapkan. Bukankah tidak adil jika Allah SWT memberi hal yang sama pada semua
orang, padahal ada orang yang bekerja keras, ada yang bermalas-malasan, dan ada
yang tidak bekerja. Apakah adil jika seorang guru memberikan nilai sama pada
semua muridnya, padahal ada murid yang belajar tekun dan ada yang tidak pernah
masuk pelajaran?
Manusia bisa menghargai sesuatu ketika dia menyadari
betapa perlu usaha keras untuk mendapatkan sesuatu tersebut. Uang dua ribu
rupiah begitu berharga bagi ibu-ibu penjual sayur. Dia mesti menunggu beberapa
jam atau berkeliling komplek untuk mendapatkan keuntungan dua ribu rupiah
tersebut. Orang yang dari kecil mendapatkan fasilitas melimpah, mudah
mendapatkan semua yang diinginkan, dan hidup seolah serba tercukupi sangat
mungkin dia kurang bisa menghargai sesuatu. Andai dia anak pemilik perusahaan
hebat lalu diserahi kesempatan untuk mengurus perusahaan, belum tentu dia
berhasil memajukan perusahaannya. Oleh karena itu, sangat bisa dipahami
anak-anak pemilik restoran hebat justru oleh orangtuanya diminta untuk
mengerjakan tugas office boy lalu receptionist dan seterusnya sampai
kemudian dianggap layak untuk diserahi mengelola sebuah restoran. Tujuannya
selain dia memahami seluruh aspek yang ada dari di restoran tersebut juga agar
bisa menghargai sesuatu. Percayalah, Allah Maha Adil. Dia akan memberikan balasan yang layak untuk setiap usaha masing-masing.