Ingatkah suatu kali, masa dimana anda merasa tidak kuat
lagi menanggung berbagai permasalahan? Saat ketika
mengeluh dengan nada protes pada Tuhan, mempertanyakan mengapa semuanya mesti
terjadi dalam kehidupan? Dalam sepertiga malam, tiada daya, penuh kelelahan
kemudian anda berpasrah diri untuk mendapatkan penyelesaian. Dan entah
bagaimana jalannya, tiba-tiba beberapa waktu kemudian (mungkin hari, bulan,
mungkin juga baru sekarang ini) ternyata semua yang telah dijalani menuntun
pada keberhasilan.
Semua yang dialami ternyata menjadi proses pendidikan,
pendewasaan yang menghantarkan diri seperti sekarang ini. Aneh jika
dipikir-pikir alur dan perjalanannya, hanya kesyukuran yang akhirnya perlu
dilakukan. ”Tuhan Maha Bercanda,” kata seorang teman. Maksudnya, ketika logika
bumi sudah tidak mempan maka pasrahkan, biar logika langit yang menyelesaikan.
Tiba-tiba jalan yang tidak disangka-sangkakan datang begitu saja, di saat yang
tepat, disaat dibutuhkan, kala itu pula keajaiban Tuhan datang. Ingat berbagai
peristiwa ajaib yang pernah anda lalui?
Dalam kesempatan yang lain mungkin ingat saat melakukan
semacam coba-coba, iseng-iseng berhadiah istilahnya. Orangtua yang memasukkan
lamaran kerja. Sekian waktu, anda sendiri mungkin pula orangtua anda sudah
lupa, saking lamanya tidak ada panggilan, dikira tidak diterima. Namun, sungguh
diluar perkiraan, ada surat dari kantor pos. Tanpa ada rasa apa-apa, dibuka
surat tersebut dan mengherankan ternyata itu surat panggilan tes kerja. Betapa
gembiranya orangtua. Anda sendiri merasa tidak habis pikir dengan surat
panggilan tersebut.
Sekian kali melamar pekerjaan, entah berapa banyaknya
sampai-sampai tidak terhitung jumlahnya. Dalam kepasrahan jiwa, kekhusyukkan
dalam berdo'a, dan penyerahan diri pada Yang Maha Pencipta, ada saja
keajaibannya. Bukan hanya satu tempat diterima, dua bahkan diterima kerja di
beberapa tempat sekaligus sampai-sampai bingung juga untuk memilihnya. Ada yang
mengalami hal demikian? Allah Maha Kaya, Maha Kuasa.
Bagi sebagian yang lain, barangkali bukan perihal lamaran
kerja. Ingat saat ujian Sipenmaru atau SPMB dulu? Ikut-ikutan daftar ujian
masuk perguruan tinggi, temannya tidak lolos tetapi justru yang iseng-iseng
malah keterima. Padahal jika diingat-ingat saat mengerjakan ujian juga
biasa-biasa saja. Kalau mau dihitung-hitung jumlah yang benar-benar dikerjakan
tidak lebih banyak dari soal yang dikerjakan dengan sekenanya. Saat teman yang
lain ngos-ngosan belajar, andanya nyantai, rilek seraya tanpa beban. Ujian?
”Ya, ujian.” Kerjakan dan pasrahkan semuanya pada Allah SWT. Jika diterima, ya disyukuri. Kalaupun tidak diterima mungkin belum
keberuntungannya. Anda pernah mengalami hal serupa? Hasilnya malah lebih bagus
dari yang dikira?
Dalam hal jodoh, sekian kali menjali hubungan, sekian
melakukan ta'aruf bahkan hampir sampai lamaran tetapi belum mendapatkan yang
diidamkan. Dalam kepasrahan, renungan antara kenyataan dan harapan, nyaris
sudah tidak berharap lagi hal ideal yang diinginkan justru semuanya datang.
Orang yang selama ini diidamkan, sesuai keinginan diri dan apa yang orangtua
syaratkan, muncul begitu tiba-tiba menyatakan diri ingin menjadi patner
berkeluarga. Anda merasakan hal yang demikian? Caranya, jalannya, orangnya,
semuanya tidak dinyana-nyana sampai-sampai ada yang masih bertanya-tanya apakah
itu benar-benar nyata. Mereka yang mengalami hal demikian pastinya akan,
mengiyakan dan bisa bercerita panjang.
Fenomena lain yang biasa orang alami adalah ketika mereka
menghadapi sebuah permasalahan; dipikir-pikir, direnungkan sampai tidur tidak
nyenyak, makan pun terasa tidak enak belum juga ketemu jawaban. Entah kenapa,
tiba-tiba muncul petunjuknya ketika sedang mandi. Tanpa pikir panjang, keburu
jawabannya hilang, mandi pun segera diselesaikan. Orang menyebut fenomena
tersebut dengan istilah ”Eureka.” Ide yang muncul tiba-tiba kita sebut saja sebagai inspirasi.
Ketika seseorang menerima informasi maka informasi
tersebut dicocokkan dengan memori yang telah ada untuk diterjemahkan. Saking
kompleknya informasi yang masuk menyebabkan kesulitan pikiran untuk
memprosesnya secara cepat. Anda ingat ketika banyak hal yang harus anda
kerjakan kemudian menjadikan anda kebingungan?
Untuk mengatasi kebingungan, biasanya seseorang butuh
waktu tenang guna merenung tindakan yang harus dilakukan. Sementara
menjernihkan pikiran, informasi-informasi diinkubasi (diolah) dan pikiran bawah
sadar pun aktif bekerja. Di sanalah, pikiran bawah sadar bekerja dengan
kreatifitasnya, semua informasi dicocokkan walaupun tidak logis. Akibatnya,
jawaban yang muncul (inspirasi) berwujud simbol dan kemunculannya tiba-tiba.
Dalam ilmu neurologi, diketahui bahwa saat seseorang mendapatkan jawaban dari
permasalahannya maka ada semacam kilatan dalam sambungan neuron di kepala.
Layaknya ruang gelap yang kemudian menjadi terang.
Dari mana datangnya inspirasi?
Dari mana datangnya berbagai jalan keajiaban tadi?
Apa pula sebenarnya yang dimaksud pikiran bawah sadar?
Kata inspirasi merupakan kata serapan dari Bahasa
Inggris, “inspiration.” Jika dirunut-runut, kata tersebut berasal dari
Bahasa Latin, ’in’ dan ’spiro’ yang diartikan sebagai “nafas
Tuhan.” Dalam Bahasa Arab, inspirasi sejajar dengan makna ilham. Ispirasi
merupakan ilham atau pencerahan yang diterima manusia dari Tuhan. Saat manusia
melampaui batas-batas dimensi material dirinya, maka dia akan menemukan
pencerahan. Olehkarena itulah, inspirasi (jawaban) permasalahan biasanya muncul
saat pikiran tenang (rileks). Dalam keadaan tenang tersebut,
informasi-informasi dan ide-ide dari alam ketidaksasaran menyembul keluar.
Alam ketidaksadaran dalam kajian psikologi dikatakan
berperan dalam penyesuaian terhadap dunia dalam. Hal-hal yang diperoleh
individu selama kehidupan (ingatan, hal-hal yang tertekan) dan hal-hal yang diperoleh selama pertumbuhan
jiwa manusia dari generasi ke generasi (emosi, dorongan-dorongan primitif)
merupakan isi dari ketidaksadaran. Jung, seorang tokoh psikologi analitis
menyebut masing-masing ketidaksadaran tersebut dengan ketidaksadaran pribadi
dan ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran pribadi berasal dari pengalaman
pribadi, ketidaksadaran kolektif merupakan warisan turun temurun dari generasi
ke generasi.
Emosi dikatakan sebagai salah satu dari isi
ketidaksadaran kolektif. Mengapa ekspresi senang (senyum) seluruh manusia
hampir sama? Menurut Jung, karena ekspresi tersebut turun-temurun diwariskan
dari generasi pertama hingga kita, sekarang ini. Namun demikian, Jung sendiri
sadar bahwa ada dari isi ketidaksadaran kolektif yang asing, hal-hal yang sama
sekali tidak bisa dibuat sadar. Dia mengatakan, ”Ketidaksadaran kolektif
sebagai warisan kejiwaan yang besar daripada perkembangan kemanusiaan yang
terlahir kembali dalam struktur tiap-tiap individu.” Maksudnya, saking komplek
dan rumitnya isi ketidaksadaran kolektif, dia berasumsi bahwa semuanya diwariskan
secara alamiah oleh manusia.
Apakah benar bahwa ketidaksadaran kolektif (sumber dari
inspirasi) hanya sekedar produk alamiah kemanusiaan? Justru dalam bagian ini
hal mendasar yang perlu didetailkan. Dalam pandangan Islam, apa yang dikatakan
Jung sebagai ketidaksadaran kolektif merupakan potensi fitrah yang Allah SWT
berikan pada setiap manusia. Kekomplekan isi dari ketidaksadaran yang diketahui
dari manifetasi isi ketidaksadaran seperti; symptom (gejala), mimpi, fantasi,
khayalan, dan reflek merupakan fitrah dari Tuhan. Sudah semestinya seseorang
akan mendapat pencerahan (inspirasi) jika menyelami dunia dalam dirinya
sendiri, menyingkap tabir yang menutupi fitrahnya. Benarlah ungkapan. ”Barang siapa yang mengenal dirinya maka dia akan
mengenal Tuhannya.”
Lawan dari ilham adalah dhon (sangkaan). Jika
ilham merupakan pencerahan dari Tuhan maka dhon bersumber dari
asumsi-asumsi yang dilandasi hawa nafsu dan bersifat merugikan diri sendiri
juga orang lain. Sederhana untuk melacak kebenaran sangkaan, cek-lah dengan
pertanyaan berikut;
1.
Apa yang anda sangkakan?
2.
Darimana anda mendapatkan refrensi sangkaan
tersebut?
3.
Seberapa valid sumber yang anda jadikan
refrensi?
4.
Bermanfaat atau merugikan sangkaan tersebut bagi
diri anda?
Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang
memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari
kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS
An-Naas: 1-6).
Berserah diri pada Allah SWT dan berlepas dari segala
asumsi-asumsi merupakan kunci yang harus dipegang kuat dalam mendapatkan hasil
lebih dari teknik dalam buku ini. Wujud riilnya adalah meniatkan segala
tindakan hanya untuk Allah SWT; berpasrah diri, beribadah, penyembahan, hidup,
dan mati termasuk pula hasil dari segala kegiatan. Bekerja dengan melibatkan
Tuhan, dan merasa lega atas segala yang didapatkan dari usaha yang
dilakukan.
Perhatikan keterangan dalam Surat Al Faatihah dan Surat
An-Naas. Pastinya setiap muslim pernah membacanya, setidaknya 17 kali sehari
dalam sholat. Surat Al Faatihah merupakan surat pembuka dalam Al Qur’an,
sedangkan Surat An-Naas adalah surat terakhirnya. Jika dicermati, isi dari
Surat Al Faatihah sebagai surat pembuka diulang kembali sebagai penegasan pada
Surat An-Naas. Subhanallah.
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang [1]. Segala puji[2] bagi Allah,
Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai[4]
di Hari Pembalasan[5]. Hanya Engkaulah yang kami sembah[6],
dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan[7].
Tunjukilah[8] kami jalan yang lurus (yaitu) Jalan orang-orang
yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai
dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.[9] (QS Al Faatihah:
1-7).
Banyak kenikmatan (keajaiban) yang tidak disadari
seseorang. Bisa jadi saking sering keajaiban dalam kehidupannya sehingga
dianggap biasa, mereka mengatakan sebagai sebuah kebetulan. Anda tentu ingat
saat-saat ketika muncul pertolongan, penyelesaian masalah, terkabulkannya do’a
yang tidak disangka-sangka cara dan jalannya. Oya, pernahkah merenungkan bahwa
segala yang anda dapatkan apakah benar-benar usaha anda atau lebih banyak
dikatakan keberuntungan? Perencanaan ideal yang dibuat apakah lebih banyak
terjadi atau lebih banyak gagalnya? Kepasarahan kepada Tuhan menjadikan banyak
cara elegan, tidak manusia sangka-sangkakan bermunculan, bukan? Maka cobalah
untuk mengingat kembali dan menuliskan berbagai pengalaman ajaib dalam
kehidupan anda. Keajaiban itu adalah segala yang terjadi berupa
kebaikan dan itu bukan semata-mata karena usaha yang anda lakukan.
Pengalaman Ajaib dalam Kehidupan Anda
|
Bagaimana Kedekatan (Kepasarahan) Anda pada Tuhan
Ketika Itu
|