Setiap orang pastilah pernah menunda suatu hal kemudian melakukan hal yang lain. Namun demikian, perlu diwaspadai jika penundaan itu sudah menjadi kebiasaan termasuk penundaan pada hal-hal yang sebenarnya adalah prioritas. Dalam ilmu psikologi ada istilah prokratinasi penundaan melakukan hal yang prioritas lalu memilih melakukan hal yang jauh dari sesuatu yang penting. Tiga kata kuncinya; penundaan, melakukan hal tidak penting, kontraproduktif dari prioritas yang seharusnya diutamakan. Berikut ini ada 5 hal penting yang berguna untuk membantu mengatasi prokrastinasi:
1. Miliki motivasi yang tinggi
Motivasi
merupakan daya dorong atau daya tarik yang menjadikan seseorang memiliki alasan
yang kuat untuk bertindak. Kuatnya motivasi yang dimiliki seseorang akan
membuatnya melakukan usaha keras untuk meraih apa yang diinginkan. Dengan
demikian, perlulah kiranya mengingat-ingat kembali motivasi yang pernah ada
atau menumbuhkan kembali motivasi dalam diri yang mampu menjadikan bangkit
bertindak kembali. Studi menunjukkan bahwa mereka yang memiliki motivasi yang
tinggi terhadap sesuatu memiliki kecenderungan yang rendah dalam melakukan
tindakan prokrastinasi. (1)
2. Dukungan sosial dari orang terdekat
Prokrastinasi
berupa tindakan menunda-nunda sebuah prioritas dimungkinkan karena permasalahan
yang dihadapi terlalu komplek baginya. Permasalahan tersebut seolah menguras
tenaga dan pikiran sehingga menjadikan seseorang tertekan. Kondisi tersebut
memunculkan mekanisme psikologis untuk kembali mendapatkan kenyamanan, salah
satunya dengan menunda. Sayangnya, hal yang dilakukan bukannya mengatasi
tantangan yang seharusnya diselesaikan tetapi justru menghindar. Dampaknya,
tekanan yang dirasakan semakin besar. Jika kondisinya demikian, maka memiliki
dukungan sosial yang memadai merupakan keuntungan tersendiri yang mampu meminimalisasi
prokrastinasi. (2)
3. Miliki manajemen waktu yang baik
Kebiasaan
menunda-nunda untuk mengerjakan sesuatu yang seharusnya prioritas lalu memilih
melakukan sesuatu yang tidak penting bisa jadi disebabkan karena lemahnya
pengelolaan waktu yang baik. Proses yang terjadi sehingga memilih melakukan
penundaan karena adanya rasa malas dalam diri, rasa kewalahan ketika menghadapi
tugas, ketidakmampuan mengelola waktu dengan baik, dan ketidakmampuan membuat
keputusan. Hal tersebut menjadi seseorang perlu untuk memiliki manajemen waktu.
Penelitian membuktikan bahwa mereka yang memiliki pengelolaan waktu yang baik
cenderung tidak melakukan tindakan prokrastinasi. (3)
4. Punyai Sikap Optimis Bukan Pesimis
Perasaan
kewalahan dalam menghadapi tugas yang tidak kunjung mendapat solusi bisa
memunculkan rasa pesimis dalam diri seseorang. Rasa pesimis tersebut jika dipelihara
terus dalam diri, seseorang bukannya menyelesaikan permasalahan sebenarnya
tetapi justru mencari pelarian lain untuk menghidari tugas. Penundaan demi
penundaan pun akhirnya dilakakukan. Bagaimanapun, perlu kiranya menumbuhkan
perasaan optimis dalam diri atau rasa percaya diri bisa menyelesaikan tugas
yang ada. (Baca: cara meningkatkan kepercayaan diri). Patut jadi pelajaran bahwa ternyata prokrastinasi berkaitan
erat dengan adanya sikap pesimis. (4)
5. Meningkatkan Kontrol Diri
Kontrol diri
merupakan usaha seseorang untuk mengatur dirinya sendiri agar segala hal yang
dilakukan oleh dirinya bisa mengarah pada tujuan atau hasil yang positif. Dengan
demikian, kesadaran tentang hal yang benar-benar dibutuhkan atau perlu
dilakukan oleh seseorang itu penting. Dengan kesadaran tersebut, seseorang
berusaha sekuat tenaga dan pikiran mengarahkan tindakannya agar bisa memberikan
hasil yang positif. Ketika ada godaan datang yang tidak sesuai dengan
tujuannya, maka dia berusaha untuk menolaknya. Layaknya orang puasa yang
menahan diri untuk tidak makan dan minum sebelum waktunya atau tidak melakukan
segala hal yang bisa membatalkan puasanya. Mereka yang memiliki kontrol diri
kuat sedikit kemungkinan melakukan tindakan prokrastinasi. (5)
Selain 5 hal
tersebut di atas yang bisa mengatasi prokrastinasi, masih ada hal lain yang bisa
ditelusuri studinya. Prokrastinasi bisa jadi melibatkan situasi personal dan
lingkungan yang kompleks sehingga butuh bantuan profesional psikolog untuk
membantu mengatasinya. Dengan demikian, alangkah baiknya datang untuk janjian
dengan psikolog yang dipercaya dan mengungkapkan permasalahannya.
Daftar Bacaan:
1. Rumiani.
2006. Prokrastinasi Akademik Ditinjau Dari Motivasi Berprestasi Dan Stres
Mahasiswa. Jurnal Psikologi UniversitasDiponegoro, 3(2), 37-48.
Bacaan Lainnya:
Purnamasari,
E.T. 2014. Hubungan Antara Regulasi Diri Dangan Prokrastinasi Menyelesaikan
Tugas Pada Asisten Mata Kuliah Praktikum. Naskah
Publikasi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.