“Dzikir” menurut bahasa artinya “mengingat”. Istilah tersebut sudah sangat familiar terutama bagi umat Islam. Dzikir menjadi salah satu amalan yang bernilai pahala. Biasanya setelah selesai sholat 5 waktu, umat muslim menyediakan waktu sejenak untuk berdzikir sebelum kemudian berdoa. Ada pula aktifitas dzikir berjamaah atau dzikir masal semacam istighosah (dzikir kemudian dilanjut dengan doa). Selain bagian dari ibadah dan mendapat pahalan bagi umat muslim, sejumlah penelitian tentang dzikir menunjukkan manfaat terutama bagi kesehatan jiwa. Berikut ini sejumlah manfaat dzikir bagi kesehatan mental:
1. Dzikir menjadikan hati lebih tenang dan
tentram
Saat orang
berdzikir, mereka menghadirkan fisik, hati, dan pikiran untuk mengingat Allah
SWT. Fokus diri untuk memuji kebesaranNya dan keagunganNya, memohon ampun atas
segala salah dan khilaf, dan membaca ayat kitab suci serta pujian kepada Nabi
Muhammad SAW. Ada kelompok-kelompok jamaah yang memiliki jadwal khusus untuk
berkumpul kemudian menggelar dzikir bersama. Kelompok tersebut biasanya dinamai
majelis dzikir. Studi yang dilakukan terhadap para anggota manjelis dzikir
menunjukkan bahwa mereka mengaku lebih tenang jiwanya.
2. Dzikir bermanfaat untuk mengatasi
kecemasan
Kecemasan
merupakan perasaan was-was yang ditunjukkan dengan adanya pikiran negatif akan
masa depan, diri sendiri, dan lingkungan. Mereka yang mengalami kecemasan
merasa khawatir kalau-kalau terjadi sesuatu yang negatif yang tidak diinginkan
dan di luar dari kontrol dirinya. Dzikir ternyata bermanfaat untuk menurunkan
tingkat kecemasan yang dialami seseorang. Studi terhadap sejumlah wanita yang
mengalami kecemasan kehamilan pertama membuktikan bahwa dzikir menjadikan
kecemasan mereka menurun.
3. Dzikir menjadikan orang lebih bisa
merasakan hal-hal yang positif
Dalam
kondisi tertentu, ada orang-orang yang merasa tidak nyaman dengan keadaannya.
Munculnya perasaan bersalah yang tidak wajar, takut, gugup, dan pesimisme.
Tentulah jika hal tersebut berlangsung terus menerus akan beresiko munculnya dampak
negatif bagi orang tersebut. Studi menunjukkan bahwa dzikir bermanfaat untuk
menurunkan afek negatif (perasaan negatif) yang dialami oleh seseorang.
4. Dzikir bermanfaat untuk mengatasi depresi
Hidup tidak
selamanya bahagia dan tidak selamanya sedih. Pada saat tertentu ada situasi
yang membuat orang merasa tidak berdaya. Bahkan, ada orang-orang yang selain
merasa tidak berdaya juga sering mimpi buruk, tidur tidak pulas, selera makan
menurun, kehilangan minat melakukan aktifitas, dan menarik diri dari
lingkungan. Itulah sebagian dari gejala-gejala yang disebut dengan depresi. Studi
terhadap para lansia yang mengalami gejala depresi membuktikan bahwa dzikir
mampu mengurangi tingkat depresi yang dialami.
5. Kualitas
dzikir menentukan kebahagiaan
Dzikir
memiliki manfaat positif. Tentunya kualitas dan kuantitas dzikir yang baik jadi
faktor penentu sejauhmana kemanfaatannya. Kualitas dzikir yang baik dari
seseorang ternyata memiliki korelasi positif dengan tingkat kebahagian yang
dirasakan. Dengan demikian, jika kualitas hidup terasa ada yang kurang, maka
perbaikan kualitas dzikir merupakan salah satu alternatifnya.
Daftar Bacaan:
5. Muslimah,L. 2014. Hubungan Kualitas Dzikir Dengan Kebahagiaan Pada Mahasiswa AktivisDakwah Kampus (ADK) Unsyiah.