Adakah para
cewek yang pernah mengalami situasi yang dilematis antara memilih menunggu
cowok yang mapan dengan cowok yang siap menikah tetapi belum mapan? Kemapanan merupakan
hal yang penting dalam rumah tangga.
1. Hidup berumah tangga itu butuh biaya
Tidak bisa
dipungkiri bahwa hidup berumah tangga memiliki banyak kebutuhan. Sebut saja
tempat tinggal, kendaraan, kebutuhan sehari-hari, dan kebutuhan lainnya. Kalau
dihitung-hitung tentunya akan ketemu dengan angka yang tidak kecil. Cowok yang mapan (sudah punya pekerjaan,
berpenghasilan, punya rumah sendiri, punya mobil dll) tentunya lebih bisa
memberikan jaminan ketenangan tercukupi kebutuhan-kebutuhan dalam berumah
tangga.
2. Hidup bermasyarakat itu butuh status
Setelah
berumah tangga, orang akan tinggal di lingkungan masyarakat, bertetangga, dan
hidup menjadi bagian dari masyarakat. Keluarga sendiri definisinya adalah
entitas terkecil dari masyarakat yang di dalamnya ada ayah, ibu, dan anak. Dalam
kehidupan bermasyarakat, orang melihat status, salah satunya pekerjaan. Hal umum
ketika ada orang bertanya tentang jenis pekerjaan dan tempat kerjanya. Menikah
dengan cowok mapan tentunya lebih bisa memberi ketenangan. Tidak perlu ada rasa
inferior ketika ada orang bertanya tentang pekerjaan, lebih-lebih ketika
memiliki rumah sendiri dan kendaraan sendiri.
3. Penantian cowok mapan terbayar sudah
ketika menikah
Penantian
adakalanya membosankan. Hanya orang-orang yang punya keyakinan kuat yang
sanggup melampaui penantian. Menunggu cowok mapan untuk siap menikah bukanlah
hal yang buruk. Menikah dengan cowok mapan adalah idaman bagi banyak cewek. Tentunya,
penantian hanyalah syarat untuk memetik buah yang manis.
Dalam
situasi yang tidak rumit; usia masih muda, tidak diburu-buru untuk menikah oleh
orangtua, dan tidak ada alasan untuk segera menikah, pastinya menunggu cowok
mapan adalah pilihannya. Namun demikian, persoalan menjadi rumit ketika usia
sudah waktunya menikah dan orangtua sudah ingin segera punya cucu, maka memilih
antara menanti cowok mapan atau cowok belum mapan yang siap menikah tentunya
menjadi dilemma tersendiri. Idealnya kalau bisa diminta tentunya cowok mapan
dan siap menikah.
4. Menikah dengan cowok yang belum mapan
bukanlah aib
Ukuran
kemapanan bisa saja berbeda bagi masing-masing orang. Hal terpenting dalam pernikahan
adalah tanggung jawab, karena pada dasarnya pernikahan adalah penyerahan
tanggung jawab anak perempuan dari orangtua pada pengantian pria (menantu). Mendapatkan
cowok mapan yang siap menikah bukanlah hal yang mudah. Kenapa tidak menikah
terlebih dahulu lalu bersama-sama membuat kemapanan? Usaha bersama ketika sudah
menikah itu bisa menjadi modal untuk saling menguatkan cinta dalam kehidupan
berumah tangga.
2. Utamakan berpenghasilan daripada status
pekerjaan
Di era
digital seperti sekarang ini, banyak pekerjaan yang seolah tidak mendapat
strata khusus di masyarakat. Banyak pekerjaan baru bermunculan dan tidak semua
orang mengetahuinya. Sebut saja pekerjaan sebagai blogger, youtuber, internet marketing dll. Istilah yang dipandang
aneh tentunya jika diisikan pada kolom pekerjaan di KTP. Namun demikian, banyak
orang yang sukses dari pekerjaan tersebut. Dari luar tampak seolah pengangguran
tetapi rekening pastinya banyak saldonya.
5. Mendapati cowok yang siap menikah itu
tidak mudah
Pada kenyataannya,
banyak cewek mapan yang masih melajang karena tidak menemukan cowok yang cocok.
Ada yang cocok tetapi belum siap menikah. Itu saja cowok yang belum mapan.
Mencari cowok mapan dan siap menikah serta mau diajak menikah itu lebih sulit
lagi, betul? Kesiapan menikah (mau menikah segera) adalah modal bagi yang ingin
memulai kehidupan berumah tangga. Perlu diingat bahwa usia semakin bertambah. Pertambahan
usia umumnya bukan memberikan tambahan banyak pilihan tetapi semakin sedikit
pilihan. Karena itulah, memilih cowok belum mapan yang siap menikah adalah hal
yang tidak buruk.
Bagaimanapun,
menikah dan kehidupan berumah tangga memiliki tujuan jangka panjang. Hendaknya,
siapa saja perlu untuk menimbang masak-masak segala keputusan yang diambil. Luruskan
niat ketika hendak menikah sehingga segala proses yang dijalani bernilai
ibadah. Pada akhirnya, keputusan membuat pilihan terletak pada anda sendiri
karena anda yang paling bertanggung jawab atas kehidupan anda ke depan.