Laki-laki dan wanita memang Tuhan ciptakan untuk saling
melengkapi. Olehkarena itulah, masing-masing memiliki kelemahan dan kelebihan.
Laki-laki dan wanita memang Tuhan ciptakan memiliki perbedaan. Olehkarena
itulah, masing-masing perlu untuk saling memahami bukan menjadikannya
pertentangan. Laki-laki yang cenderung menggunakan logika sedangkan wanita lebih
dominan emosinya. Tidak dipungkiri bahwa banyak para laki-laki yang kebingungan
memberikan respon terhadap wilayah perasaan karena respon yang diberikan berupa
logika penalaran. Berikut ini sejumlah bahasa kode yang harus dipahami para
laki-laki dari para wanita:
1. “Mas,
Baju Adik Udah Pada Kusut Ini”
Suatu pagi saat membukan lemari pakaian. Istri berkata, “Mas, baju adik udah pada kusut ini”.
Ketika seorang wanita mengatakan bahwa bajunya sudah banyak yang
kusut itu artinya “kode”. Bukan berarti bajunya belum disetrika tetapi bajunya
sudah lama dan perlu untuk beli baju yang baru. Tentu tidak tepat kalau respon
laki-laki, “Kalau kusut tinggal disetrika
dik”.
2. “Tadi
Bertemu Ibu Anu, Perhiasannya Baru dan Bagus”
Istri habis pulang dari arisan dan sampai di rumah cerita, “Tadi di arisan bertemu dengan ibu anu,
perhiasannya baru dan bagus sayang”.
Ketika seorang wanita mengatakan demikian. Bukan berarti dia kagum
pada perhiasan ibu anu tetapi itu “kode”. Bisa terjadi perang dingin kalau
responnya seperti itu. Maksud dari kode yang ingin disampaikan adalah si istri
menginginkan perhiasan baru. Jadi akan tidak tepat kalau respon laki-laki, “Biarin saja, punya orang diomongi”. Bisa-bisa
tidak dimasakin kalau responnya begitu. ^_^
3. “Pah,
Tetangga Kita yang Di Ujung Jalan Itu Awet Muda dan Tetap Cantik Ya”
Suatu sore saat ngeteh bersama di teras rumah, barangkali ada
orbrolan yang akhirnya sampailah pada, “Pah,
tetangga kita yang di ujung jalan itu awet muda dan tetap cantik ya”.
Ungkapan yang demikian adalah “kode” bukan berarti wanita memuji
si tetangga. Ada dua kemungkinan, pertama bisa jadi dia sebenarnya ingin dipuji
bahwa dirinya lebih cantik dan selalu di hati si suami sedangkan kemungkinan
kedua adalah semacam kode untuk menambah uang rawat diri agar tetap kelihatan
cantik dan awet muda tidak kalah dengan si tetangga. Jelas akan salah kalau
seorang laki-laki merespon, “Iya,
tetangga yang ujung sana itu cantik dan murah senyum lagi, tidak seperti mama”.
Perang bratayudha bisa terjadi seketika kalau responnya begitu. Hahaha….
4. “Sayang,
Kapan Terakhir Kali Kita Jalan-Jalan?”
Suatu malam, obrolan menjelang tidur sampailah pada pertanyaan, “Sayang, kapan terakhir kali kita jalan-jalan?”
Lagi-lagi itu “kode”, tidak penting kapannya. Paling seorang laki-laki sudah
lupa juga tentang kapannya. Hal terpenting sebenarnya adalah itu kode meminta
liburan atau jalan-jalan. Balesan yang mendekati misalnya, “Iya sayang, kapan kita enaknya jalan-jalan
lagi”.
5. “Papah,
Tetangga Kita Itu Tadi Nganter Makanan Dalam Rangka Syukuran Mobil Baru”
Pagi-pagi sementara mandi dan bersiap ke kantor, ada tetangga yang
datang mengantar makanan dalam rangka syukuran. Syukuran dari tetangga salah satunya
karena baru membeli mobil baru. “Papah,
tetangga kita itu tadi nganter makanan dalam rangka syukuran mobil baru”,
begitu kata istri. Lagi-lagi itu “kode”. Kode agar seorang laki-laki bekerja
lebih giat lagi.
Selain lima bahasa “kode” tersebut, ada banyak bahasa kode
lainnya. Cobalah cermati dan pahami. Karena itulah penting seorang laki-laki
belajar ilmu tafsir dan semiotika sehingga tidak salah dalam memberikan makna. Selami
jiwa dan perasaannya, buka dengan logika tetapi dengan rasa. Selamat belajar memahami 'nyanyian' kode ya para suami. ^_^