Kepribadian dalam Bahasa Inggris adalah personality. Kata tersebut berasal dari kata persona yang berarti topeng. Topeng dulu biasa digunakan di dalam
pentas drama dan menunjukkan ciri khas bagaimana pemakai topengnya berperilaku.
Dengan demikian, kepribadian itu menunjukkan keunikan seseorang dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Ada banyak definisi tentang personality atau kepribadian. Satu
diantaranya dari Gordon W. Allport yang mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi
dinamis sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian diri
yang unik terhadap lingkungan. Jadi kepribadian merupakan organisasi yang
dinamis, artinya bisa berkembang dan tidaklah stagnan walaupun dalam usia
tertentu akan cenderung stabil. Kepribadian melibatkan dimensi fisik dan
psikologis, artinya baik faktor dari dalam maupun dari luar akan berpengaruh
terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Kepribadian ini akan menjadikan
seseorang memiliki pola yang unik dalam beradaptasi dengan lingkungan sehingga
bisa menunjukkan ciri khas dari seseorang. Lalu bagaimana mengukur kepribadian?
Berikut ini empat metode untuk mengetahui kepribadian seseorang;
1. Observasi
Observasi untuk mengetahui kepribadian seseorang dilakukan dengan
pengamatan perilaku seseorang tersebut. Setting
dari pengamatan bisa dalam situasi eksperimen maupun situasi natural. Dalam
situasi eksperimen, seseorang dihadapkan dengan situasi yang didesain
sedemikian rupa dan respon berupa perilaku yang muncul diamati juga dicatat.
Selain situasi eksperimen, bisa juga pengamatan dilakukan ketika seseorang
berada pada situasi natural yang situasinya tidak diciptakan. Ada pula
observasi dilakukan secara time sampling,
pada waktu-waktu tertentu dilakukan pengamatan dan bisa juga secara longitudinal, pada waktu yang relatif
panjang. Dari pencatatan perilaku akan dilihat pola-pola perilaku dan
konsistensinya sehingga diperoleh gambar kepribadian seseorang.
2. Wawancara
Wawancara untuk mengetahui kepribadian seseorang pada prinsipnya
sama dengan observasi, yaitu mengumpulkan data-data perilaku untuk kemudian
dilihat pola-polanya. Wawancara bisa dilakukan terhadap orangnya langsung atau
nara sumber lain yang dianggap relevan. Misalnya, untuk mengetahui kepribadian
pasien yang sedang mendapat perawatan di RSJ bisa dilakukan dengan wawancara
keluarganya. Teknik ini biasa disebut aloanamnesis
kalau dalam istilah klinis. Bisa juga dilakukan dengan mewawancarai pasien terkait perjalanan
hidup sebelum terjadi gangguan. Untuk wawancara dengan pasien gangguan jiwa
tentu harus dipastikan dulu apakah pasien bisa diajak komunikasi atau tidak.
Nah, dari data-data yang didapatkan bisa didapatkan pola kepribadiannya. Tentu
kalau hubungannya dengan diagnosis perlu juga data dari cara yang lain, bukan
hanya wawancara.
3. Inventori
Inventori ini pada prinsipnya merupakan kumpulan dari
perilaku-perilaku yang merupakan sample dari tipe-tipe kepribadian. Seseorang
diminta untuk mengisi inventori dengan memilih pernyataan-pernyataan yang
sesuai dengan dirinya sendiri. Pilihan atas pernyataan-pernyataan tadi kemudian
dilihat pengelompokannya pada tipe kepribadian yang mana. Dengan demikian,
ketika mengerjakan inventori, seseorang seolah-olah sudah pasti masuk dalam
tipe-tipe kepribadian yang ada dalam inventori. Olehkarena itu, ketika selesai
mengerjakan inventori bisa langsung dicek dan diketahui dengan mudah tipe
kepribadiannya.
4. Teknik Proyektif
Tes proyektif memiliki landasan dasar bahwa kepribadian yang
kemudian tampil dalam pola-pola perilaku merupakan manifestasi dari alam bahwa
sadar. Teknik proyektif berupa tes proyektif dikembangkan oleh aliran
psikodinamik yang dipelopori oleh Sigmun Freud. Bentuk tes proyektif misalnya
grafis, wartegg, doodle test, TAT, CAT. Seseorang diminta untuk menggambar
sesuatu, melanjutkan menggambar atas stimulus berupa coretan tak bermakna atau
mendeskripsikan gambar yang tampak ambigu. Gambar ataupun cerita kemudian
dianalisis sehingga diketahuilah kepribadian seseorang.
Baca Juga: Anda Termasuk Tipe Introvert? Berikut Tips Penting Dalam Mengelola Sisi Introvert Dalam Diri.
Demikianlah cara untuk mengetahui kepribadian seseorang secara ilmiah. Untuk
bisa melakukannya memang harus belajar secara khusus karena ada standar-standar
yang sudah ditentukan secara ilmiah. Kalau ingin mengetahui kepribadian sendiri
cukup datang ke psikolog atau psikiater dan mintalah dites kepribadian. Tentu
dengan senang hati mereka akan memberikan layanan terbaik secara profesional.